Medan, 12 Juni 2025 — Jejak kerja sama pendidikan lintas negara kembali terukir. Kali ini, Kolej Komuniti Arau dari Malaysia hadir langsung di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Sukma, Medan, dalam agenda Visiting Lecture bertema “Pengantar Coaching untuk Pengurusan Projek Berkumpulan”.
Kegiatan ini menjadi ruang pertukaran ilmu dan pengalaman yang menginspirasi bagi para mahasiswa Indonesia. Dilangsungkan pada 12 Juni 2025, acara ini menghadirkan tiga narasumber dari Kolej Komuniti Arau, yakni:
1. Norsyarizaini binti Abdul Mutalib, yang menyampaikan materi utama sebagai dosen pengampu (lecture),
2. Noraiza Binti Zainal Baharain, turut serta sebagai dosen pemateri,
3. Nur Iwani Binti Yazid, yang berperan sebagai information officer dan penghubung komunikasi lintas institusi.
Ketiganya tidak hanya berbagi teori dan pendekatan strategis dalam pengelolaan proyek berkelompok, tetapi juga membagikan pengalaman lapangan dan praktik coaching berbasis konteks pendidikan vokasional Malaysia.
Suasana perkuliahan terasa berbeda dari biasanya. Antusiasme mahasiswa STIM Sukma memuncak ketika para pemateri membuka sesi interaktif, membahas pentingnya pendekatan coaching dalam membangun kepemimpinan dan manajemen tim, khususnya dalam pelaksanaan proyek di dunia kerja.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran delegasi dari Kolej Komuniti Arau. Ini bukan sekadar perkuliahan biasa, tetapi pengalaman lintas budaya yang membuka cakrawala berpikir mahasiswa kami,” ungkap salah satu dosen pendamping dari STIM Sukma.
Tak hanya mendapat pemahaman konseptual, para mahasiswa juga didorong untuk mulai berpikir kreatif dan inovatif. Wawasan yang dibagikan memberi semangat baru untuk menciptakan karya dan penemuan yang relevan dengan tantangan dunia profesional masa kini. Agenda ini menjadi bagian dari inisiatif berkelanjutan antara institusi pendidikan tinggi di Asia Tenggara, untuk memperkuat sinergi akademik, serta memperluas wawasan global mahasiswa sejak dini.
Bagi pihak Kolej Komuniti Arau, kegiatan ini adalah bentuk komitmen dalam memperkuat kemitraan pendidikan serta menyebarluaskan pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman. “Kami percaya bahwa masa depan ditentukan oleh kolaborasi dan keberanian untuk saling belajar,” ujar Norsyarizaini di akhir sesi kuliah.
Melalui kegiatan ini, terbukti bahwa semangat belajar tak mengenal batas negara. Visiting lecture tersebut bukan hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga menanamkan harapan baru di benak mahasiswa: bahwa dengan ilmu dan kerja sama, masa depan dapat dibentuk dari ruang kelas hari ini (dps).
